Makalah Pendudukan Jepang di Indonesia
MAKALAH
PENDUDUKAN
JEPANG DI INDONESIA
DISUSUN
OLEH :
KELOMPOK
5
1. ANNISA
ZULFIA HAFNI
2. DELIVIA
ANGGITA JAYANTI
3. FRANSISKA
NOVIANA
4. PETRONELA
K.
5. ROBI
SAPUTRA
6. JANSEN
SAPUTRA
Sma NEGERI 1 NANGA PINOH
TAHUN AJARAN 2017/2018
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat
Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat dan karunia-Nya kepada kami,
sehingga kami berhasil menyelesaikan makalah ini yang Alhamdulillah selesai
tepat pada waktunya yang berjudul “Pendudukan Jepang di Indonesia”.
Makalah ini berisikan tentang sejarah bangsa Indonesia, khususnya sejarah
Indonesia pada Masa Praaksara di Indonesia, diharapkan makalah ini dapat
menambahkan pengetahuan kita semua.
Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna.Oleh karena itu,
kritik dan saran dari guru dan teman-teman yang bersifat membangun, selalu kami
harapkan demi lebih baiknya makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua dan semoga Tuhan Yang
Maha Esa senantiasa meridhoi segala usaha kita.
Nanga Pinoh, Februari 2018
Penyusun
DAFTAR ISI
Kata Pengantar
................................................................................................................... I
Daftar Isi
............................................................................................................................ Ii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang ..................................................................................................... 1
B. Rumusan
Masalah ................................................................................................ 3
C. Tujuan Penulisan................................................................................................... 3
D. Manfaat
Penulisan ................................................................................................ 3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Zaman
Pendudukan Jepang di Indonesia ............................................................ 4
B. Perlawanan
Rakyat terhadap Jepang .................................................................... 6
C. Upaya
Mempersiapkan Kemerdekaan Indonesia ................................................. 9
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
........................................................................................................... 14
B. Saran ..................................................................................................................... 14
DAFTAR
PUSTAKA ........................................................................................................ 15
BAB I
PENDAHULUAN
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Secara geografis negara Jepang
terdiri dari pulau-pulau kecil di tengah-tengah laut yang luas sehingga
merupakaan wilayah terbuka yang sangat mudah untuk di terobos masuk oleh negar-negara
lain. Keadaan demikian menyadarkan bangsa Jepang bahwa Jepang harus menjadi
negara yang kuat dalam industri maupun militer untuk melindungi kedaulatan
maupun kepentingan negaranya. Unktuk mencapai tujuan tersebut pada masa
pemerintahan Kaisar Tenno Meiji di lakukan suatu perubahan yang di kenal
Restorasi Meiji.
Restorasi Meiji adalah perubahan
yang di lakukan oleh pemerintah Tenno Meiji yang bercita-cita merubah negara
jepang menjadi negara industri modern setara dengan bangsa-bangsa di Eropa dan
Amerika. Adanya Restorasi Meiji menyebabkan jepang mengubah kebijakan
politiknya yaitu pemerintah jepang yang bersifat isolatif(menutup diri) dari
pengaruh asing berubah menjadi negara yang terbuka. Langkah ini mendorong untuk
jepang berhubungan dengan negare-negara lain. Semangat kerjasama dengan negara
lain di landasi dengan semboyan bangsa jepang yaitu Hakko-ichi-u. Sembuyan ini
sangat mempengaruhi kebijakan politik pemerintah jepang yaitu suatu semboyan
yang memiliki tujuan memyatukan wilayah Asia sebagai sutau kesatuan wilayah di
bawah pegangan pemerintah jepang. Semboyan ini memyebabkan jepang berubah
menjadi negara imperialis. Imperialis ini muncul karena perkembangan industri
yang asangat pesat.
`Kemajuan industri jepang menyebabkan kemakmuran
secara ekonomi tetapi juga menyebabkan keunggulan pesat di bidang militer dan
jepang mampu mematahkan pendapat kebanyakan orang yang menyatakan bahwa barat
selalu lebih unggul daripada timur, dengan kata lain bangsa Asia tidak mungkin
memngalahkan bangsa Eropa. Kemenangan ini menyebabkan jepang ingin mengambil
alih kekuasaann barat atas negar-negara Asia. Sebagi negara industri baru,
jepang sangat memerlukan bahan baku industri sedang bahan baku dalam negerinya
tidak mencukupi. Untuk memenuhi kebutuhan industrinya itu di jepang mulai
mencari daerah yang dapat mencukupi kebutuhannya. Pemerintah dengan peran
militernya mendukung pemenuhan kebutuhan tersebut.
Jepang adalah sebuah negara dengan
pulau-pulau kecil di kawasan Asia Timur. Jepang setelah mengetahui keterlibatan
Amerika Serikat di peperangan Eropa maka Jepang merasa memiliki kesempatan
memegang Hegemoni di Asia. Pada tanggal 7 desember 1941 waktu indonesia jam
01.40 pagi jepang menyerang pangkalan Angkatan laut di Amerika Serikat di Pearl
Harbour Hawai. Keadaan ini membuat cemas penguasaan belanda di indonesia
setelah Jepang mulai masuk menguasai indonesia indonesia secara bertahap yakni:
1.
Tanggal
10 januari 1942, Tarakan(kalimantan timur) di lanjutkan penguasaan wilayah lain
yang meliputi Minahasa, Balikpapan, ambon, pontianak, makasar, banjarmasin,
palembang dan bali.
2.
Tanggal
15 januari Singapura di kuasai.
3.
Tanggal
1 maret 1942 pasukan jepang mendarat di pulau jawa tepatnya di Banten,
Indramayu, Kragan dan Kalijati di lanjutkan penguasaan wilayah Batavia dan
bandung.
Akhirnya dengan mudah jepang
mengambil kekuasaan belanda di indonesia setelah panglima tertinggi di Jawa,
Jendral Ter Poorteen menyerah kepada jendral imamura. Kemenangan Jepang atas
Belanda di bumi di sambut rakyat dengan sukacita, rakyat Indonesia mengangganp
Jepang berhasil membebaskan rakyat dari penjajah. Pada tanggal 7 maret 1942
pemerintah militer Jepang di jakarta menerbitkan undang-undang bala tentara Dai
Nippon no 1, tentang pemerintahan militer di pulau jawa. Dalam UU itu
diterangkan niat Bala tentara Dai Nippon untuk memperbaiki nasib rakyat
Indonesia yang sebangsa dengan bangsa nippon. Dai nippon akan memelihara
ketentraman sebaik-baiknya untuk dapat hidup makmur bersama rakyat Indonesia
dengan jalan mempertahankan Asia Raya bersama-sama. Dalam UU itu juga di
jelaskan bahwa kekuasaan Gubernur Jendral di ambil oleh Bala tentara jepang dan
semua badan pemerintahan yang ada tetap dipertahankan dan tidak bertentangan
dengan peraturan militer.
Tujuan pendudukan jepang di
Indonesia, antara lain :
1.
Indonesia
adalah negara yang kaya sumber bahan mentah untuk industri manufactur atau
industri pendukung mesin perang. Sebelum menguasai indonesia secara menyeluruh
jepang menguasai lebih dulu wilayah kaya minyak seperti, Taraka dan balikpapan,
palembang di sumatera selatan, dalam arti sebenarnya tujuan jepang menduduki
indonesia adalah untuk memenuhi kebutuhan industri dan militer.
2.
Menpersatukan
kekuatan rakyat indonesia untuk mendukung jepang dalam perang Asia Timur Raya
yang berfungsi sebagi penahan gempura pasukan Sekutu yang identik dengan negara
imperiallis barat.
B.
Rumusan Masalah
1.
Bagaimana
proses masuknya Jepang ke Indonesia?
2.
Apa
saja organisasi bentukan Jepang di Indonesia ?
3.
Bagaiman
perlawanan rakyat Indonesia terhadap Jepang ?
4.
Bagaimana
dampak Pendudukan Jepang Bagi Bangsa Indonesia?
5.
Apa
saja upaya dalam mempersiapkan kemerdekaan Indonesia?
C.
Tujuan Penulisan
1.
Pembahasan
Masa Pendudukan Militer Jepang tahun 1942-1945 dan dominasi Jepang terhadap
indonesia mambantu para siswa agar semakin memahami sejarah indonesia baik masa
lampau maupun masa kini
2.
Memberikan
rasa nasionalisme terhadap para pembaca mengingat perjuangan bangsa ini untuk
merdeka
3.
Pembahasan
ini dapat dijadikan acuan untuk semakin membangun negara ini kearah yang lebih
baik
4.
Untuk
memenuhi tugas dalam mata pelajaran sejarah
D.
Manfaat Penulisan
Hasil dari penulisan makalah ini
diharapkan dapat memberikan manfaat kepada semua pihak, khususnya kepada kami dan
teman-teman untuk menambah pengetahuan tentang Pendudukan Militer Jepang di
Indonesia. Selain itu, juga melatih penulis dalam membuat atau menuliskan suatu
makalah. Juga diharapkan dapat memperkaya ilmu pengetahuan yang ada.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Zaman Pendudukan Jepang Di Indonesia
1.
Masuknya
Jepang ke Wilayah Indonesia
Sejarah masuknya Jepang ke Indonesia
merupakan keinginan membentuk imperium di Asia, Jepang telah berhasil
menghancurkan pangkalan Angkatan Laut Amerika Serikat di Pearl Harbour, Hawaii
pada tanggal 7 Desember 1941. Penyerangan tersebut bertujuan untuk melumpuhkan
kekuatan Amerika Serikat yang di perkirakan akan menjadi ganjalan bagi ekspansi
jepang di Asia. Dalam gerakannya ke selatan, jepang juga melakukan penyerangan
ke Indonesia yang pada waktu itu masih berada dalam kekuasaan pemerintah
kolonial Belanda. Secara resmi Jepang telah menguasai Indonesia sejak tanggal 8
Maret 1942, ketika Panglima Tertinggi Pemerintah Hindia Belanda menyerah tanpa
syarat di Kalijati, Bandung,. Jepang tanpa banyak menemui perlawanan yang
berarti berhasil menduduki Indonesia. Bahkan, bangsa Indonesia menyambut
kedatangan balatentara Jepang dengan perasaan senang, perasaan gembira karena
akan membebaskan bangsa Indonesia dari belenggu penjajahan Belanda.
Sebenarnya, semboyan Gerakan 3A dan
pengakuan sebagai ‘saudara tua’ yang disampaikan Jepang merupakan tipu muslihat
agar bangsa Indonesia dapat menerima kedatangan Balatentara Jepang. Pada
awalnya, kedatangan pasukan Jepang disambut dengan hangat oleh bangsa
Indonesia. Namun dalam kenyataannya, Jepang tidak jauh berbeda dengan negara
imperialis lainnya. Jepang termasuk negara imperialis baru, seperti Jerman dan
Italia. Sebagai negara imperialis baru, Jepang membutuhkan bahan-bahan mentah
untuk memenuhi kebutuhan industrinya dan pasar bagi barang-barang industrinya.
Oleh karena itu, daerah jajahan menjadi sangat penting artinya bagi kemajuan
industri apabila tidak didukung dengan bahan mentah (baku) yang cukup dengan
harga yang murah dan pasar barang industri yang luas.
Dengan demikian, tujuan kedatangan
Balatentara Jepang ke Indonesia adalah untuk menanamkan kekuasaannya, untuk
menjajah Indonesia yang dapat dibuktikan dari perlakuan pasukan Jepang yang
lebih kejam sehingga bangsa Indonesia mengalami kesengsaraan.
2.
Penjajahan
Jepang di Indonesia
Bala Tentara Nippon adalah sebutan
resmi pemerintahan militer pada masa pemerintahan Jepang. Menurut UUD No. 1 (7
Maret 1942), Pembesar Bala Tentara Nippon memegang kekuasaan militer dan segala
'kekuasaan yang dulu dipegang oleh Gubernur Jenderal (pada masa kekuasaan
Belanda).
Dalam pelaksanaan sistem
pemerintahan ini, kekuasaan atas wilayah Indonesia dipegang oleh dua angkatan
perang yaitu angkatan darat (Rikugun) dan angkatan laut (Kaigun). Masing-masing
angkatan mempunyai wilayah kekuasaan. Dalam hal ini In¬donesia dibagi menjadi
tiga wilayah kekuasaan yaitu:
a.
Daerah
Jawa dan Madura dengan pusatnya Batavia berada di bawah kekuasaan Rikugun.
b.
Daerah
Sumatera dan Semenanjung Tanah Melayu dengan pusatnya Singapura berada di bawah
kekuasaan Rikugun. Daera Sumatera dipisahkan pada tahun 1943, tapi masih berada
di bawah kekuasaan Rikugun.
c.
Daerah
Kalimantan, Sulawesi, Nusatenggara, Maluku, Irian berada di bawah kekuasaan
Kaigun.
3. Organisasi Bentukan Jepang
Pasukan Jepang selalu berusaha untuk
dapat memikat hati rakyat Indonesia dengan tujuan agar bangsa Indonesia memberi
bantuan kepada pasukan Jepang. Untuk menarik simpati bangsa Indonesia maka
dibentuklah orgunisasi resmi seperti Gerakan Tiga A, Putera, dan PETA.’
Gerakan Tiga A, yaitu Nippon
Pelindung Asia, Nippon Cahaya Asia, Nippon Pemimpin Asia. Gerakan ini dipimpin
oleh Syamsuddin SH. Namun dalam perkembangan selanjutnya gerakan ini tidak
dapat menarik simpati rakyat, sehingga pada tahun 1943 Gerakan Tiga A
dibubarkan dan diganti dengan Putera.
Pusat Tenaga Rakyat (Putera)
Organisasi ini dibentuk pada tahun 1943 di bawah pimpinan "Empat
Serangkai", yaitu Bung Karno, Bung Hatta, Ki Hajar Dewantara, dan Kiyai
Haji Mas Mansyur. Gerakan ini diharapkan dapat menarik perhatian bangsa
Indonesia agar membantu pasukan Jepang dalam setiap peperangan yang
dilakukannya. Akan tetapi gerakan Putera yang merupakan bentukan Jepang ini
ternyata menjadi bume-rang bagi Jepang. Hal ini disebabkan oleh anggota-anggota
dari Putera yang memiliki sifat nasionalisme yang tinggi.
Pembela Tanah Air (PETA) PETA
merupakan organisasi bentukan Jepang dengan keanggotaannya terdiri atas
pemuda-pemuda Indonesia. Dalam organisasi PETA ini para pemuda bangsa Indonesia
dididik atau dilatih kemiliteran oleh pasukan Jepang. Tujuan awalnya
pembentukan organisasi PETA ini adalah untuk memenuhi kepentingan peperangan
Jepang di Lautan Pasifik. Dalam perkembangan berikutnya, ternyata PETA justru
sangat besar manfaatnya bagi bangsa Indone¬sia untuk meraih kemerdekaan melalui
perjuangan fisik. Namun karena PETA terlalu bersifat nasional dan dianggap
sangat membahayakan kedudukan Jepang atas wilayah Indonesia, maka pada tahun
1944 PETA dibubarkan. Berikut-nya Jepang mendirikan organisasi lainnya yang
bernama Perhimpunan Kebaktian Rakyat yang lebih terkenal dengan nama Jawa
Hokokai (1944) yang dipimpin oleh Komando Militer Jepang.
B.
Perlawanan Rakyat Terhadap Jepang
Buruknya kehidupan rakyat mendorong
timbulnya perlawanan-perlawanan rakyat di beberapa tempat seperti:
1.
Pada
awal pendudukan Jepang di Aceh tahun 1942 terjadi pemberontakan di Cot Plieng,
Lhok Seumawe di bawah pimpinan Tengku Abdul Jalil. Pemberontakan ini dapat
dipadamkan, dan dua tahun kemudian, yaitu pada tahun 1944 muncul lagi
pemberontakan di Meureu di bawah pim¬pinan Teuku Hamid yang juga dapat
dipadamkan oleh pasukan Jepang.
2.
Karang
Ampel, Sindang (Kabupaten Indramayu) tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di
daerah itu kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Madriyan dan
kawan-kawannya, namun perlawanan ini berhasil ditindas oleh Jepang dengan
sangat kejamnya.
3.
Sukamanah
(Kabupaten Tasikmalaya), tahun 1943 terjadi perlawanan rakyat di daerah itu
kepada Jepang. Perlawanan ini dipimpin oleh Haji Zaenal Mustafa. Dalam
perlawanan ini Zaenal Mustafa berhasil mem-bunuh kaki-tangan Jepang. Dengan
kenyataan seperti ini, Jepang melaku-kan pembalasan yang luar biasa dan
melakukan pembunuhan massal terhadap rakyat.
4.
Blitar,
pada tanggal 14 Pebruari 1945 terjadi pemberontakan PETA di bawah pimpinan
Supriyadi (putra Bupati Blitar). Dalam memimpin pemberontakan ini Supriyadi
tidak sendirian dan dibantu oleh teman-temannya seperti dr. Ismail, Mudari, dan
Suwondo. Pada pemberontakan itu, orang-orang Jepang yang ada di Blitar
dibinasakan. Kemudian Jepang mengepung kedudukan Supriyadi, namun pasukan
Supriyadi tetap mengadakan aksinya. Jepang tidak kehilangan akal, ia melakukan
suatu tipu muslihat dengan menyerukan agar para pemberontak menyerah saja dan
akan dijamin keselamatannya serta akan dipenuhi segala tuntutannya. Tipuan
Jepang tersebut temyata berhasil dan akibatnya banyak anggota PETA yang
menyerah. Pasukan PETA yang menyerah tidak luput dari hukuman Jepang dan
beberapa orang dijatuhi hukuman mati seperti Ismail dan kawan-kawannya dan ada
yang meninggal karena siksaan Jepang.
Secara umum dapat dikatakan bahwa
pendudukan Jepang di bumi Indonesia tidak dapat diterima. Jepang juga sempat
mengadakan pembunuhan secara besar-besaran terhadap masyarakat dari lapisan
terpelajar di daerah Kalimantan Barat. Pada daerah ini tidak kurang dari 20.000
orang yang menjadi korban keganasan pasukan Jepang. Hanya sebagian kecil saja
yang dapat menyelamatkan diri dan lari ke Pulau Jawa. Setelah kekalahan-kekalahan
yang dialami oleh Jepang pada setiap peperangannya dalam Perang Pasifik,
akhirnya pada tanggal 14 Agustus 1945 Jepang menyerah kepada pasukan Sekutu.
5.
Dampak
Pendudukan Jepang bagi Bangsa Indonesia
Bidang Politik. Sejak masuknya
kekuasaan Jepang di Indonesia, organisasi-organisasi politik tidak dapat
berkembang lagi. Bahkan pemerintah pendudukan Jepang menghapuskan segala bentuk
kegiatan organisasi-organisasi dan diganti dengan organisasi buatan Jepang,
sehingga kehidupan politik pada masa itu diatur oleh pemerintah Jepang,
walaupun masih terdapat beberapa organisasi politik yang terus berjuang
menentang pendudukan Jepang di Indonesia.
Bidang ekonomi. Kedatangan bangsa
Jepang ke Indonesia berlatar belakang masalah ekonomi, yaitu mencari daerah-daerah
sebagai penghasil bahan mentah dan bahan baku untuk memenuhi kebutuhan
industrinya dan mencari tempat pemasaran untuk hasil-hasil industrinya.
Sehingga aktivitas perekonomian bangsa Indonesia pada zaman Jepang sepenuhnya
dipegang oleh pemerintah Jepang.
Bidang pendidikan Kehidupan
pendidikan berkembang pesat dibandingkan dengan pendudukan Hindia Belanda.
Pemerintah pendudukan Jepang memberikan kesempatan kepada bangsa Indonesia
untuk mengikuti pendidikan pada sekolah-sekolah yang dibangun oleh pemerintah.
Di samping itu, bahasa Indonesia digunakan sebagai bahasa perantara pada
sekolah-sekolah serta penggunaan nama-nama yang diindonesiakan. Padahal tujuan
Jepang mengembangkan pendidikan yang luas pada bangsa Indonesia adalah untuk
menarik simpati dan mendapatkan bantuan dari rakyat Indonesia dalam menghadapi
lawan-lawannya pada Perang Pasifik.
Bidang kebudayaan Jepang sebagai
negara fasis selalu berusaha untuk menanamkan kebudayaannya yaitu kebiasaan
menghormat ke arah matahari terbit untuk menghormati kaisarnya yang dianggap
keturunan Dewa Matahari. Pengaruh Jepang di bidang kebudayaan lebih banyak
dalam lagu-lagu, film, drama yang seringkali dipakai untuk propaganda.
Cara-cara menangkap ikan, bertani, dan lain-lain telah mengalami pembaharuan-pembaharuan
berkat didikan yang diberikan Jepang kepada bangsa Indonesia, walaupun bangsa
Indonesia pada waktu itu tidak secara sadar menginsafinya. Untuk anak-anak
sekolah diberikan latihan-latihan olahraga yang dinamai Taiso.
Bidang sosial Selama masa pendudukan
Jepang kehidupan sosial masyarakat sangat memprihatinkan. Penderitaan rakyat
semakin bertambah, karena segala kegiatan rakyat dicurahkan untuk memenuhi
kebutuhan perang Jepang dalam menghadapi musuh-musuhnya. Terlebih lagi rakyat
dijadikan romusha (kerja paksa) sehingga banyak jatuh korban akibat kelaparan
dan penyakit.
Bidang birokrasi Kekuasaan Jepang
atas wilayah Indonesia dipegang oleh kalangan militer, yaitu dari angkatan
darat (rikugun) dan angkatan laut (kaigun). Sistem pemerintahan atas wilayah
diatur berdasarkan aturan militer. Dengan hilangnya orang Belanda di
pemerintahan, maka orang Indonesia mendapat kesempatan untuk menduduki jabatan
yang lebih penting. Termasuk jabatan gubernur dan walikota di beberapa tempat,
tapi pelaksanaannya masih di bawah pengawasan Militer Jepang.
Bidang militer Kekuasaan Jepang atas
wilayah Indonesia memiliki arti penting, khususnya dalam bidang militer. Para
pemuda bangsa Indonesia diberikan pendidi-kan militer melalui organisasi PETA
yang nantinya menjadi inti kekuatan dan penggerak perjuangan rakyat Indonesia
mencapai kemerdekaannya.
Penggunaan Bahasa Indonesia.
Berdasarkan pendapat Prof. Dr. A. Teeuw menyatakan bahwa tahun 1942 merupakan
tahun bersejarah bagi bangsa Indonesia. Bahasa Belanda dilarang penggunaannya
dan digantikan dengan penggunaan bahasa Indonesia. Bahkan sejak awal tahun 1943
seluruh tulisan yang berbahasa Belanda dihapuskan dan harus diganti dengan
tulisan berbahasa Indonesia.
Dengan demikian, pemerintah
pendudukan Jepang telah memberikan kebebasan kepada bangsa Indonesia untuk
menggunakan bahasa Indonesia sebagai bahasa pengantar, bahasa komunikasi,
bahasa penulisan dan sebagainya.
C.
Upaya Mempersiapkan Kemerdekaan
Indonesia
1.
Persiapan
Kemerdekaan Indonesia
Upaya-Upaya Mempersiapkan
Kemerdekaan Indonesia. Perjuangan melawan Belanda sekitar tahun 1942 hampir
dapat diselesaikan yaitu dengan menyerahnya Belanda terhadap Jepang pada 9
Maret 1942 tanpa syarat. Secara langsung kebijakan politik di Indonesia
dikendalikan oleh Jepang atau bangsa Indonesia beralih jajahan dari Belanda
menjadi oleh Jepang, dalam waktu 1942–1945. Namun, sekitar tahun 1944 terjadi
perang Pasifik antara Jepang dengan sekutu. Jepang pun mengalami kekalahan
dalam perang tersebut. Akibatnya, sekitar 9 September 1944 Perdana Menteri
Kaiso memberikan janji tentang kemerdekaan Indonesia, dengan maksud untuk
menarik simpati bangsa Indonesia.
Pada 1 Maret 1945, Jenderal Kamakuci
Herada mengumumkan dibentuknya badan khusus untuk mempersiapkan kemerdekaan Indonesia
dan terlahirlah organisasi yang bernama Badan Penyelidik Usaha-usaha Persiapan
Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI), dengan tujuan untuk mempersiapkan hal-hal
penting mengenai masalah tata pemerintahan negara Indonesia setelah merdeka.
Anggota BPUPKI ini terdiri atas 60 orang Indonesia yang memiliki hak suara,
serta 7 orang bangsa Jepang tetapi tidak memiliki hak suara, dengan ketuanya
yang ditunjuk adalah Radjiman Widyodiningrat. BPUPKI ini diresmikan pada 29 Mei
1945 oleh seluruh anggota dan dua orang tokoh dari Jepang yang bukan anggota.
Badan ini langsung mengadakan sidang sejak 29 Mei– 1 Juni 1945 dengan maksud
membicarakan filsafat negara yang akan dijadikan landasan. Tokoh-tokoh yang
mengusulkan dasar negara itu adalah Muhamad Yamin, Supomo, dan Soekarno.
Pada sidang 29 Mei 1945, Muhamad
Yamin mengajukan rancangan untuk dasar negara, yaitu peri kebangsaan, peri
kemanusiaan, peri ketuhanan, peri kerakyatan dan kesejahteraan rakyat.
Sementara, pada 31 Mei 1945 kembali diadakan sidang, dan ada usulan dari Supomo
mengenai rancangan dasar negara yang terdiri atas persatuan, kekeluargaan,
mufakat dan demokrasi, musyawarah dan keadilan sosial. Pada sidang berikutnya
pada 1 Juni 1945 giliran Ir. Soekarno yang mengajukan lima rancangan dasar
negara, dan memberi nama Pancasila yang berisi kebangsaan Indonesia,
internasionalisme dan perikemanusiaan, mufakat atau demokrasi, kesejahteraan
sosial, dan ketuhanan yang maha esa.
Kemudian persidangan itu ditunda dan
akan dimulai kembali rencananya pada Juli 1945. Tetapi pada 22 Juni 1945
sembilan orang anggota yaitu Ir. Soekarno, Drs. Moh. Hatta, Muhamad Yamin,
Ahmad Subardjo, A. A. Maramis, Abdulkahar Muzakar, K.H. Wachid Hasyim, K.H.
Agus Salim dan Abikusno Tjokrosujoso membentuk panitia kecil yang menghasilkan
dokumen yang berisi asa dan tujuan negara Indonesia Merdeka. Dokumen tersebut
kemudian di kenal dengan nama Piagam Djakarta, yang isinya adalah sebagai
berikut.
1.
Ketuhanan
dengan berkewajiban menjalankan syariatsyariat Islam bagi para pemeluknya.
2.
Kemanusiaan
yang adil dan beradab.
3.
Persatuan
Indonesia.
4.
Kerakyatan
yang dipimpih oleh hikmat kebijaksanaan dalam per musyawaratan atau perwakilan.
5.
Keadilan
sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Piagam Djakarta tersebut kemudian
dijadikan sebagai Mukadimah Undang- Undang Dasar 1945. Dalam merumuskan Piagam
Djakarta yang akan dijadikan sebagai dasar negara terdapat perubahan pada
bagian pertama, yaitu
“Ketuhanan dengan berkewajiban
menjalankan syariat-syariat Islam bagi para pemeluknya” menjadi “Ketuhanan Yang
Maha Esa”, hal ini dilakukan karena mempertimbangkan pen duduk Indonesia yang
saat itu pun sudah menunjukkan keragaman dari segi agamanya. Adapun isi Piagam
Djakarta selengkapnya adalah seperti yang tercantum dalam pembukaan UUD 1945.
Persidangan BPUPKI digelar kembali
pada 10–16 Juli 1945. Di dalam persidangan kali ini yang dibicarakan ialah
rencana pembuatan Undang-Undang Dasar dan rencana lainnya yang berkaitan dengan
persiapan kemerdekaan Indonesia. Pada 11 Juli 1945 diadakan salah satu rapat,
dan dibentuklah panitia perancang Undang-Undang Dasar yang terdiri atas 20
orang anggota BPUPKI.
Kedua puluh orang tersebut yaitu:
1.
Ir.
Soekarno
2.
R.
Otto Iskandardinata
3.
B.P.H.
Purbaya
4.
K.H.
Agus Salim
5.
Mr.
Akhmad Sobardjo
6.
Mr.
Soepomo
7.
Mr.
Maria Ulfah Santoso
8.
K.H.
Wahid Hasjim
9.
Parada
Harahap
10. Mr. J. Latuharhary
11. Mr. Susanto Tirtoprojo
12. Mr. Sartono
13. K.P.R.T. Wongso Negoro
14. K.R.T.H. Wuryaningrat
15. Mr. R.P. Singgih
16. Tan Eng Hoa
17. dr. P.A. Husein Djajadiningrat
18. dr. Sukirman Wirjosandjojo
19. A.A. Maramis
20. Miyano
Selama sidang kedua BPUPKI ini,
mereka berhasil membuat Rancangan Undang-Undang Dasar untuk Indonesia merdeka.
Posisi Jepang dalam Perang Pasifik semakin terpojok, dan siap mengalami
kekalahan. Pada saat itu Jepang memberikan izin kepada Indonesia untuk
membentuk Panitia Persiapan Kemerdekaan Indonesia (PPKI) sebagai pengganti
BPUPKI, pada 7 Agustus 1945, dan pada 9 Agustus tiga orang tokoh bangsa
Indonesai dipanggil oleh Panglima Mandala Asia Tenggara Marsekal Terauci ke
Saigon sekarang namanya menjadi Ho Chi Min City (Vietnam) untuk menerima
informasi tentang kemerdekaan Indonesia. Untuk pelaksanaannya dibentuklah PPKI,
serta sebagai wilayah kekuasaan Indonesia ialah semua wilayah bekas Jajahan
Belanda. Adapun ketiga tokoh yang dipanggil tersebut ialah Ir. Soekarno, Drs.
Moh. Hatta dan dr. Radjiman Widyodiningrat. Jumlah anggota PPKI itu lebih kecil
dibandingkan dengan anggota BPUPKI yaitu hanya 21 orang dengan Ir. Soekarno
sebagai ketuanya, serta Drs. Moh. Hatta sebagai wakilnya. Tetapi tanpa seizin
Jepang keanggotaan PPKI ditambah 6 orang menjadi 27 orang. PPKI ini tidak
pernah diresmikan dan pengurusnya tidak dilantik sampai saat Jepang menyerah
pada tentara sekutu pada 14 Agustus 1945, tetapi kegiatannya telah mampu untuk
menjalankan fungsinya sampai badan ini pun sempat merumuskan Proklamasi. Sesuai
dengan rencana PPKI akan bersidang pada 18 Agustus 1945.
2. Landasan Dasar Proklamasi Kemerdekaan
Indonesia
Landasan dasar nasional kemerdekaan
Indonesia tercermin dalam pembukaan UUD 1945. Pokok-pokok isi pembukaan UUD
1945 adalah :
Bahwa kemerdekaan itu adalah hak
segala bangsa, oleh sebab itu maka penjajahan diatas dunia harus dihapuskan
karena tidak sesuai dengan peri kemanusiaan dan peri keadialan.
Dan perjuangan kemerdekaan itu telah
sampailah pada saat yang berbahagia dengan selamat sentosa mengantarkan rakyat
Indonesia ke depan pintu gerbang kemerdekaan Indonesia, yang merdeka,
berdaulat, adil dan makmur.
Atas berkat rahmat Allah Yang Maha
Kuasa dan dengan didorong oleh keinginan luhur, supaya berkehidupan kebangsaan
yang bebas, maka rakyat Indonesia menyatakan dengan ini kemerdekaannya.
Kemudian daripada itu untuk
membentuk suatu pemerintahan negara Indonesia yang melindungi segenap bangsa
Indonesia dan seluruh tumpah darah Indonesia, untuk memajukan kesejahteraan
umum, mencerdaskan kehidupan bangsa dan ikut melaksanakan ketertiban dunia
berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial, maka disusunlah
kemerdekaan kebangsaan Indonesia di dalam suatu undang-undang dasar negara yang
terbentuk dalam suatu susunan negara Republik Indonesia yang berkedaulatan
rakyat dengan berdasarkan kepada:
Ketuhanan Yang Maha Esa,Kemanusiaan
yang adil dan beradab, Persatuan Indonesia, Kerakyatan yang dipimpin oleh
hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan, serta dengan mewujudkan
suatu dan Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia
Landasan dasar Internasional
kemerdekaan Indonesia sebagai bukti tentang hak-hak dari segala bangsa yang ada
di muka bumi dapat kita lihat dalam deklarasi-deklarasi atau piagam-piagam
bersejarah seperti :
1.
Piagam
Atlantik (Atlantic Charter), 14 Agustus 1941 yang ditandatangani oleh presiden
Amerika Serikat Franklin Delano Roosevelt dan Perdana Menteri Inggris Winston
Churchill. Isi dari piagam ini adalah :
a.
Tidak
boleh ada perluasan daerah tanpa persetujuan dari penduduk asli.
b.
Setiap
bangsa berhak menentukan dan menetapkan nasib sendiri.
c.
Setiap
bangsa berhak mendapat kesempatan untuk bebas dari rasa takut dan
bebasdarikemiskinan.
2.
Piagam
San Francisco, merupakam piagam PBB yang ditandatangani oleh 50 negara yang
pertama menjadi anggota PBB. Dalam piagam ini disebutkan:
“ … kami akan menegak keyakinan akan
dasar-dasar hak manusia sebagai manusia sesuai dengan harkat dan derajat
manusia berdasarkan atas hak-hak yang sama … serta berusaha memajukan rakyat
dan tingkat kehidupan yang lebih baik dalam suasana kemerdekaan yang lebih
luas”.
Berdasarkan kedua landasan dasar
tersebut, maka bangsa Indonesia berhak menjadi suatu negara yang merdeka, dan
proklamasi kemerdekaan Indonesia mempunya kedudukan yang kuat, baik secara
nasional maupun internasional.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Militer Jepang temasuk yang terkuat
di wilayah Asia pada waktu itu. Dalam waktu yang relative singkat, hampir
sebagian besar wilayah Asia dikuasai Jepang. Koloni-koloni yang dulunya
dikuasai bangsa Barat, satu persatu berhasil diduduki Jepang. Indonesia yang
pada waktu itu menjadi koloni Belanda berhasil direbut Jepang pada tahun 1942.
Sejak saat itu, bangsa Indonesia memasuki babak baru pendudukan Jepang.
Penderitaan dan kesengsaraan sebagai
bangsa terjajah kembali diderita bangsa Indonesia. Perjuangan mengangkat senjata
tetap dilakukan bangsa Indonesia untuk membebaskan diri dari penjajahan. Pada
masa pendudukan Jepang inilah lahir calon-calon pemimpin bangsa Indonesia
kelak.
B.
Saran
Dalam makalah ini, penulis berharap
supaya kita sebagai bangsa Indonesia dapat memehami peristiwa sejarah mengenai
Pendudukan Militer Jepang di Indonesia. Selain itu, agar kita tetap menjaga dan
melestarikan sumber kekayaan alam seperti rempah-rembah dan yang lainya, yang
mana dahulu bangsa Jepang memonopilinya. Kami juga berharap penjajahan di
Indonesia tidak ada lagi selamanya.
DAFTAR PUSTAKA
Contoh%20Makalah%20Pendudukan%20Jepang%20di%20Indonesia%20_%20Oh%20baru.html
giovanny%20rizky%20BLOG_%20PROSES%20PERSIAPAN%20KEMERDEKAAN%20INDONESIA.html
LATAR%20BELAKANG%20DAN%20TUJUAN%20PENDUDUKAN%20JEPANG%20DI%20INDONESIA.htm
Pendidikan%20Pada%20Masa%20Penjajahan%20Jepang%20_%20pendidikan%20pada%20masa%20penjajahan%20Jepang.htm
SEJARAH%20INDONESIA_%20Zaman%20Pendudukan%20Jepang%20di%20Indonesia.html
Landasan%20Dasar%20Proklamasi%20Kemerdekaan%20Indonesia%20_%20Yofrizal's%20Blog.html
GUDANG%20MAKALAH%20%20Makalah%20Pendidikan%20Pancasila%20judul%20%20%20Manfaat%20Dan%20Sisi%20Positif%20Akibat%20Penjajahan%20Jepang%20Tehadap%20Bangsa%20Indonesia%20%281942-1945%29.htm
Komentar
Posting Komentar